Nama Jurnal
|
-
|
Volume / Halaman
|
Ekuitas Vol.4. No.1
Maret 2000 : 13-28
|
Nama Penulis
|
Akhmad Riduwan
|
Judul Jurnal
|
PENERAPAN PSAK NO.52
DALAM PERUBAHAN MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN
|
Tanggal Jurnal
|
1 Maret 2000
|
Tujuan Penelitian
|
Untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh Konvergensi IFRS kepada bisnis, perbankan,
pendidikan dan profesi akuntansi
|
Metode Penelitian
|
Pengukuran kembali akun aktiva, kewajiban, modal
saham, pendapatan, beban dan dividen serta
menghitung selisih pengukuran kembali
|
Variabel Penelitian
|
-
|
Hasil Penelitian
|
Akun “saldo laba” atau akun “akumulasi
kerugian” tidak dapat diukur kembali berdasarkan kurs tertentu, karena
jumlah yang melekat pada akun ini pada dasarnya adalah jumlah akumulasi laba
(rugi) dari tahun-tahun yang lalu. Dalam proses pengukuran kembali (remeasurement)
akun-akun laporan keuangan, jumlah akun saldo laba yang dinyatakan dalam
mata uang pelaporan yang baru, merupakan “residu dari proses pengukuran
kembali” tersebut. Saldo laba pada akhir
tahun sebesar USD 26,784 adalah selisih antara total aktiva sebesar USD
205.040 dengan jumlah kewajiban
dan modal saham sebesar USD 178,256.
Karena tidak dapat diukur kembali
berdasarkan kurs tertentu, maka dalam proses pengukuran kembali akun-akun
laporan keuangan, saldo laba pada awal tahun dianggap tidak ada. Sebagai
konsekuensinya, jumlah saldo laba awal tahun tersebut akan masuk dalam
“selisih pengukuran kembali” yang diperhitungkan dalam laporan laba-rugi
periode berjalan. Jumlah saldo laba awal tahun sudah termasuk dalam “selisih
pengukuran kembali (laba)” yang berjumlah sebesar USD 14,770.
|
Kesimpulan Penelitian
|
Penerapan PSAK No. 52 dalam perubahan mata uang pencatatan dan
pelaporan pada sebuah perusahaan di Indonesia mengharuskan perusahaan
tersebut mengukur kembali akun-akun yang terdapat pada laporan keuangan. Pada
penelitian ini PT A Setelah
memutuskan untuk mengganti mata uang pelaporan dari Rupiah ke USD, PT A harus
mencatat transaksi keuangannya dalam mata uang USD. Akun-akun laporan
keuangan -- terutama akun riil -- yang telah diukur kembali ke dalam mata
uang USD, dijadikan sebagai saldo awal untuk memulai pencatatan berdasarkan
mata uang fungsional yang baru. Transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain
USD harus dipandang sebagai transaksi dalam mata uang asing, dan karenanya,
harus ditranslasikan lebih dahulu ke USD.
Namun, nantinya PT A dapat mengganti meta
uang fungsional dan mengubah kembali mata uang pencatatan ke dalam Rupiah
karena USD sudah tidak digunakan sebagai mata uang fungsional.
|
Pendapat Mengenai
Jurnal
|
Jurnal ini memberikan
informasi untuk perusahaan yang menggunakan mata uang asing sebagai mata uang
fungsional dalam transaksinya. Perusahaan tersebut haruslah menerapkan PSAK
52 sebagaimana nantinya ia harus mengubah mata uang pelaporan serta
pencatatan laporan keuangan. Laporan ini akan digunakan investor luar negeri
untuk keperluan konsolidasi
Kekurangan jurnal ini
hanya memuat tentang perhitungan untuk mengetahui selisih mata uang awal dan
mata uang akhir dalam suatu laporan keuangan. Tidak ada nama jurnal serta
variable apa saja yang digunakan
|
Sumber:
assalamualaikum wr,wb
ReplyDeleteKi nawe… saya IBU NISA,tki di malaysia
mengucapkan banyak2 terima
kasih kepada ki.Nawe
atas dana ghaib yang
kemarin aki berikan alhamdulillah ternyata itu benar2 ada
dan berkat bantuan
ki nawe saya bisa
melunasi semua hutan2
orang tua saya yang ada di
BANK BRI dan bukan hanya
itu AKi NAWE alhamdulillah
sekarang saya sudah bisa
bermodal sedikit untuk
mencukupi kebutuhan
keluarga saya sehari2. itu
semua berkat bantuan KI NAWE sekali lagi
makasih banyak yah KI NAWE…
yang ingin merubah nasib
seperti saya hubungi KI NAWE di nomor
0852-1837-9259dijamin
100% ada atau silahkan
buktikan sendiri PESUGIHAN TAMPA TUMBAL