“MAICIH”
Keripik
pedas sering diidentikan dengan makanan kampung. Produk popular ini biasanya
gampang ditemukan di warung dan dijual secara eceran. Namun, ada pula keripik
pedas yang dapat dipesan melalui jejaring sosial Twitter atau Facebook. Reza
Nurhilman, menyulap keripik pedas biasa menjadi keripik pedas yang dicari-cari
oleh banyak konsumen. Dengan brand Maicih, keripik produksi Reza sedang
digandrungi oleh masyarakat Bandung, terutama anak muda.
Belum
genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang
fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang yang penasaran akan
cemilan pedas yang satu ini. Sosok dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza
Nurhilman atau yang akrab disapa Axl. Axl inilah yang menemukan resep keripik
dari seorang nenek-nenek. Axl bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek) yang memang
mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok
emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Nama brand Maicih diambil dari kisah
masa lalu yang selalu teringat olehnya. Ketika ia masih kecil dan sering diajak
ibu nya ke pasar, ia sering melihat ibu-ibu tua memakai ciput dengan baju
alakadarnya. Setiap belanja nenek-nenek tersebut mengeluarkan dompet bonus dari
toko emas yang bersleting untuk menyimpan receh. Ibu nya bilang itu adalah
dompet Maicih. Axl sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah
diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi
sekitar 4 tahun lalu di daerah Cimahi. Menurut Axl, Emak tersebut tidak menjual
keripik setannya secara komersil. Keripik hanya diproduksi saat momen-momen
tertentu saja.
Pada awalnya ia masih memakai sistem
cash on delivery (COD), ia mau mengantar walau satu bungkus. Ia tidak mempunyai
karyawan yang banyak, untuk segi pekerja itu sendiri sekitar 10 orang termasuk
bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan distribusi.
Yang membuat pemasaran produk ini
berbeda dengan produk-produk lainnya yaitu hanya dengan berkampanye lewat
social media twitter, mampu menaklukkan hati para Icihers (sebutan untuk
penggemar Maicih). Bahkan, tak sedikit dari mereka yang ingin naik kelas
menjadi “Jendral” (agen) Maicih. Efeknya, baru satu setengah tahun, omset Maicih
menembus Rp 7 miliar per bulan.
Strategi pemasaran yang dilakukan Axl
adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini yaitu dengan media twitter
dan Facebook. Axl sengaja membuat produknya eksklusif agar orang penasaran. Dia
tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan penjual, namun dijual dengan
memanfaatkan media twitter sebagai informasi lokasi dimana para Jenderal (agen)
maicih mangkal menjajakan dagangannya. Pemasaran produk ini berbeda dengan
kudapan unik kota Bandung lainnya. Calon pelanggan hanya bisa mengetahui dimana
Maicih gentayangan tiap harinya melalui situs microblogging Twitter. Tiap hari
@InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan. Tim
pemasaran Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di
lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat keramaian
lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai tempat membeli produk Maicih.
Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara pemasaran yang cukup
unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter. Banyak yang
penasaran seperti apa produk Maicih gara-gara membaca kicauan pengguna Twitter
yang bersliweran tiap saat. Dan biasanya mereka yang sudah merasakan
kripik setan Maicih pastinya bakal tericih-icih alias kepedasan.
Sejak diluncurkan akhir Juni 2010
lalu, keripik Maicih memang menjadi salah satu hot isu dan fenomenal di
kalangan anak muda urban, terutama para peselancar dunia maya. Maklum saja,
cara memasarkan keripik Maicih memang beda dengan keripik pedas lainnya yang
notabene sudah lebih dulu beredar di Bandung. Awalnya Axl memasarkan tiga
varian Maicih, keripik, seblak, dan gurilem, lewat jaringan pertemanan
dan kekeluargaan. Melalui jaringan kekerabatan, Axl mencoba menciptakan isu
atau word of mouth (WOM). Salah satunya, dengan tingkat kepedasan keripik. Keripik
yang ia jajakan memiliki tingkat kepedasan yang berbeda. Mulai dari level satu
sampai lima, dan langsung ke level 10 yang tingkat pedasnya paling tinggi. Walhasil,
dengan diferensiasi seperti itu, produk pun direspon positif oleh lingkar
kekerabatan Axl. Dua bulan berjalan, permintaan untuk level tiga dan lima
melonjak tajam. Oleh karena itu, produksi keripik pun lebih diperbanyak untuk
dua level tersebut.
Melihat efektivitas kicauan
teman-temannya di dunia maya, maka Axl pun memutuskan untuk fokus hanya
berkomunikasi lewat twitter @infomaicih, facebook #maicih, dan situs
www.maicih.co.id. Ia memang sengaja tidak membangun gerai fisik karena dari
sisi biaya operasionalnya sangat tinggi dan yang terpenting, gerai fisik
tidak mampu menciptakan interaksi antara brand Maicih dengan konsumen.
Kerja keras Axl tidak percuma. Kini,
Maicih sudah sampai seantero Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Bahkan, Maicih
juga sudah menjangkau mancanegara. Sebut saja Jepang dan Singapura. Tak
mengherankan, dengan modal awal yang hanya Rp 15 juta, kini omset Maicih
membengkak. Per bulan, omset Maicih yang didapat dari pembelanjaan keripik para
jendral sudah menembus Rp 7 miliar.
Kunci
sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada bagaimana cara dia
berfikir “out of the box”. Hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan
usaha yang ia jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan
anak muda. Orang penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang
digembar-gemborkan orang di twitter. Axl suskses karena berkat ketekunan dan
keyakinan nya akan bisnis yang ia jalankan. Menjadi sukses adalah kewajiban dan
hak setiap orang. Suskes tidak mungkin datang sendiri, tetapi melalui sebuah
perjuangan yang gigih pantang menyerah. Suatu kegagalan itu adalah sangat wajar,
orang mengalami kegagalan belum berarti dia menjadi orang yang gagal total,
namun sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu yaitu keberhasilan.
No comments:
Post a Comment